Jejak Jiwa Dalam Pengasuhan

Resume Diskusi Grup HS Muslim Nusantara Semarang

Hari                       : Selasa tgl 17 Maret 2015
Tema                     :Jejak Jiwa dalam Pengasuhan
Narasumber         : Abah Lilik
Moderator            : Meydiana
Notulensi              : Ranina Azzahra

Durasi 2 jam (Pkl. 20.00 – 22.00 wib)

pengasuhan anak

Ilustrasi Keluarga Islami

Prolog

ASSALAMUALAIKUM
Alhamdulillah, perkenalkan Fadli Riza dikenal sebagai Abah lilik,  ayah 1 putra 3putri usia SMA,  SMP dan SD.
Pernah merintis PAUD dan TK Alam,  guru SD dan paling lama sebagai guru SMP,  pernah menjadi pengasuh curhat Remaja di Radio MQ FM Yogyakarta.

Aktivitas sekarang :
Motivator,  Parenting Coach dan Counselor di Soulmate, Farahdi Center dan Jejakjiwa Yogyakarta.
Forum Asa community (ayah sahabat anak)  dan sekolah ayahbunda.

❤Tidak terasa waktu terus berlalu dan memang itulah tabiat waktu,  sampai sampai imam Ghazali mengatakan ada  yang paling jauh yaitu masa lalu, dan yang paling dekat yaitu masa depan. Bagaimanapun tidak ada satu kendaraan pun untuk mencapai masa lalu, diam saja masadepan terus mendekati kita. Wajarlah ucapan awam untuk orang yg baru  menikah adalah “selamat menempuh hidup baru”. Tapi sayangnya banyak pasangan yang melibatkan emosi negatif masa lalu (entah hasil pengasuhan 10tahun pertama dengan temper tantrum nya,  maupun 10tahun kedua dengan rasa ingin tahu dan pubertas nya). Dalam pola pengasuhan anaknya sekarang maupun ketika ingin bersinergi dengan pasangan hidupnya,  padahal selamat menempuh hidup baru,  mengapa masih melibatkan emosi negatif di masalalu

Pola pengasuhan mempengaruhi emosi negatif dan emosi positif anak anak kita,  yang mempengaruhi pola pikir,  pola rasa,  pola tindakan pola sikap,  bahkan pola bicara mereka. Mungkin karena sebelum menikah kita lebih siap sebagai pasangan yang jatuh cinta ketimbang sebagai calon ayah bunda.

❤ Dalam konseling banyak saya temui mahasiswa mahasiswa bahkan pasangan muda dan beberapa yg usia 40 masih mengeluhkan kenapa kok hidupku ‘flat’  mengalir aja.. Bisa saja itu terjadi karena 10tahun pertama kehidupannya ayahbunda tidak ekspresif

❤ Belum siapnya mereka jadikan masalah masalah yang muncul di masa pertumbuhan dan perkembangan anak anak sebagai  momentum penanaman  nilai dan prinsip. Lebih karena mengeluh menjadi pola? Bisa jadi.

Silahkan ayahbunda kita diskusi. Anak anak tidak bermasalah bisa jadi kitanya yang bermasalah.

Tanya Jawab

Pertanyaan 1 oleh Bu Meydiana:
Abah..saya memiliki 1 Putri usia 13 th…”Putri tunggal”.. saya ini…cukup terlihat sifat “Egois” nya yang tinggi…pasti ada yg salah dengan pola pengasuhan saya…tapi dimana ya?..karena saya sdh mengajarkan sailing berbagi, menyayangi saudara dll.

Jawaban: Diskusi…  Komunikasi seperti sahabat karib.  Siap mendengarkan.Selama ini polanya apakah  top download terus?

Pertanyaan 2 oleh bu Rosalia:
Abah.. seperti yg kita tahu, pola asuh melibatkan memori masa lalu yg terpola, sebagaimana adanya “pola asuh turunan” dari ortu.. Bagaimana tips nya agar pola asuh yg negatif dari ortu kita dulu tidak kita teruskan ke anak2.?

Jawaban: Asal kita faham.  Apa yg terjadi dengan masalalu.  Ambil pelajaran sekonkrit konkritnya. Kemudian fahami  yg benar seperti apa. Hanya 2 hal yg penting : memaafkan  dan mengikhlaskan masalalu.Kemudian punya konsep buat pengasuhan pendidikan di masakini.

Feedback: Masih belum bgt paham dengan konsep pengasuhan pendidikan masa kini..

Jawaban: Nah belajar dong. Kuliah saja pakai kurikulum. Tentunya  belajar islam dan segala derivatifnya juga harus dong. Karena Rasulullah  saw mengajarkan pd kita bahwa setiap kita  adalah pemimpin.
ciri pemimpin  itu minimal : Responsbility,  metodologi,erensi. Belajar saja ndk cukup. Gaya belajar. Metode belajar dan konsep yg dipelajari  juga penting.  Siap ndk meluangkan waktu  lebih tenaga. Bahkan biaya untuk melatih  diri?

Pertanyaan 3 oleh bu Dini:
Bagaimana mengubah mindset emosi negatif masa lalu ke masa sekarang dgn efektif BERSAMA PASANGAN?

Jawaban: Latih kebiasaan kita.  Alhamdulillah kalau pasangan bisa sevisi. Kalau ndk berdoalah. Bujuk lah dan kita tetap berubah walaupun sendiri. Karena  masa depan anak jauh lebih penting.  Jangan sampai anak anak kita mendapatkan dampak negatif dari kesalahan kita menyikapi masalalu. Termasuk kesalahan  pernikahan hanya modal cinta tanpa konsep Parenting.

Pertanyaan 4 oleh bu Indah:
Abah, bagaimana apabila sdh terlanjur menorehkan luka ke anak (sebagai akibat emosi negatif masa lalu), adakah cara untuk menghapus jejak nya agar tidak terbawa sampai dewasa?

Jawaban: Perbanyak istighfar. Bener bener deh menyesal dan istighfar lagi.  Kemudian meminta maaf pd anak. Ketiga tutupi emosi  negatif dengan perbanyakan Emosi positif. Perbanyak dan petinggi kualitas komunikasi ibu  dan anak. Tapi  kalo sang bunda ndk diterapkan mindset nya dan latihan  mengubah kebiasaan diri..  Khawatir anak masih trauma.  Karena yg dihadapinya orang ‘yang sama’.

Pertanyaan 5 oleh bu Yuyun
Abah,,saya ibu dr 2 anak laki2 10 th dan 6,5 th. Saya merasa paling sering bermasalah dgn si kakak krn sifatnya yg cuek,tdk peduli,pembangkang dan byk sifat yg ‘nyebeli’ lainnya. Shg tanpa saya sadari saya selalu bernada tinggi jika menghadapinya. Namun terkadang saya menyadari sikap saya yg salah itu,dgn berupaya merubah pola komunikasi saya. Namun ketika saya berusaha bersikap lebih nice kok kakak malah sikapnya ngelonjak ya bah…bgmn seharusnya saya menghadapi anak dgn sifat spt ini ya Abah?

Jawaban: Bukan ngelunjak ibu.  Bersikap adil saja. Dan perlakukan sesuai umur nya.  Tidak membandingkan. ‘nice’  bukan berarti lemah dan lunak. Tp tegas dan lem utk.  Konsisten saja.  Ntar anak berubah juga. Dia belum  yakin  aja ibunya berubah. Minimal 3 bulan.

Feedback: Terima kasih Abah,,,memang setelah full HS ada perubahan dr sikap kakak diiringi perubahan pola komunikasi saya. Namun msh hrs byk menuntut ilmu krn kegalauan HS msh sering muncul. Terima kasih abah atas pencerahannya.

Pertanyaan 6 oleh bu Ninis
Saya dan suami bisa dikatakan mempunyai jejak jiwa dalam pengasuhan yang sangat kontradiktif,,, saya berasal dari pola asuh yang permisif cenderung dimanjakan, semua serba boleh, hampir tidak ada tuntutan. Sedang suami berasal dari pola asuh otoriter dengan prinsip semuaY serba tidak boleh, menghargai kerja keras. Dua jejak pengasuhan kami yang sungguh kontradiktif ini memang sangat terasa ketika kami menghadapi sikap buah hati kami. Meski kami harus berjuang keras utk selalu mencoba beradaptasi, namun tidak dapat dipungkiri, kami sering berada pada sudut pandang yang berbeda, terutama dalam mendidik dan mengasuh anak. Langkah apa yang harus kami tempuh Abah, agar mempunyai visi yang sama dalam mendidik dan mengasuh anak. Putri kami 5 tahun dan 2 tahun, Abah.

Jawaban :Visi yang dibangun atas kesadaran akan kesalahan masalalu. Jujur atas kesadaran lho.Belajar bersama sama buat  konsep.  Bisa saja ikut pelatihan atau coaching  bareng.

Feedback: Saya sudah berusaha utk ikut diskusi2 dan mencari ilmu2 parenting. Namun kadang susah jg menkomunikasikan ke suami. Sering suami bilang, saya kebanyakan teori…

Jawaban: Nah itu dia satu bilang kebanyakan teori satunya lagi ndk pake teori. Harusnya sama sama belajar teori terus praktik kan.

Pertanyaan 7 oleh bu Marita:
Nah itu  dia satu bilang kebanyakan teori satunya lagi ndk pake teori.
Harusnya sama sama belajar teori terus praktik kan —— bgmn kalo pasangan benar2 tdk mau bljar ilmu2 parenting. Yg kmudian malah jd tidak sevisi dlm mendidik anak. Selain mendoakan suami apalagi yg bs dilakukan agar suami mau terbuka dan belajar tentang mengasuh dan mendidik anak yg lebih baik?

Jawaban:Berdoa.. Sambil  kasih ia buku bacaan di anda tetap konsisten mmg ada di mempraktekkan ilmu tsb.

Feedback: Bagaimana kalau pasangan tidak suka membaca. Dan selalu bilang nggak usah terlalu percaya pd buku.

Jawaban: Lha dia percaya nya sama siapa?

Feedback: Yg dipercaya pola asuh yg konvesional seperti orang tua2 sebelumnya.

Jawaban: Coba tanya kan dengan lembut dan tegas pd para suami “Bagaimana nih ayah menjelaskan  pertanyaan  anak tentang seks?” Menurut ayah baiknya gimana biar  ananda bisa disiplin. Orangtua kita cocok untuk kita. Bukan untuk anak anak kita. Cukup ambil yang baiknya aja.

Feedback: Ahaa.. Siip jawabannya mengena sekali bah.

Jawaban: Jadi kaum lelaki itu dikejar aja konkrit nya seperti apa.  Jadi fungsikan diri mereka sebagai iman. Yakni tanyakan kalo kasusnya seperti bagaimana ya ya? Terus ajak mempraktekkan  teorinya mereka itu. Biar mereka praktikan sendiri. Makanya cari cara untuk diskusi dan bertanya pd suami  tanpa harus menyinggung  perasaan nya.

Pertanyaan 8 oleh bu Hanik:
Abah, saya bekerja dan sering keluar kota, jadi anak saya sering saya titipkan ke ibu saya.Tentunya pola pengasuhan kami agak berbeda ya Bah, apa yang harus saya lakukan agar pola pengasuhan saya dan ibu saya tidak membingungkan bagi anak saya

Jawaban 8:Ajak diskusi ibunya. Buka fikiran anda dan beliau. Pasti beliau senang kalo kita bertanya cara mendidik  anak. Merasa dihargai. Tapi tetap kita juga tawarkan konsep kita.

Feedback: Harus sering menjalin komunikasi dengan ibu ya Bah?

Jawaban: Yang penting sama anak itu Quality time. Lha iya. Beliau kan ortu kita.

Pertanyaan 9 oleh bu Yayuk
Bagaimana mendidik anak2 tetap mendapatkan figur ayah sedang si ayah bekerja diluar kota dan hanya pulang selama 5hari dlm 1bln. Kadang sewaktu ayah nya pulang sy ingin jg istilah nya me time. gimana ya ayah.

Jawaban: Kan ada skype. WhatsApp.   Tulis surat tiap hari. Cerita suasana kerja kirim foto. Buat teka teki. Shooting lg nyanyi. Mancing dll. Kalo pulang  ada waktu bermain bukan belanja✅

Feedback: Berarti kl anak nya blm bs baca ibu nya yg baca in… Kl bermain sih ada abah,tp ayah nya tetap minta di dampingi… kapan ada wkt “me time”

Jawaban: Ada pasti ada. Anaknya usia berapa dan biasakan tidak tidur sekamar dengan ortu

Feedback: Anak saya ya abah? 7th 4.5th n 2.6thn. Jd kl abi nya pulang sy tetap harus mendampingi dan saya gak bisa punya waktu sendiri utk memanjakan diri (me time), begitu abah.

Jawaban: Sudah  berbeda kamar dgn ortu nya?

Feedback: Yg 7th sudah. baru 2minggu ini. Yg 4.5th n 2.5th, msh dgn saya tidur nya….

Jawaban: Biasakan atuh  terpisah  tempat tidurnya. Dan ndk boleh mandi bareng anak anak.

Feedback: Oke abah….siap, akan sy coba. Maaf kl mandi mmg gak bareng2 abah.

Pertanyaan10 oleh bu Meydiana
Abah,tambahan pertanyaan dari saya. Apakh perlu ada Me Time? Mohon penjelasannya Abah…

Jawaban: Me time Harus sebagai bagian dari strategi  Parenting. Yang lebih penting lagi hargai sisa waktu yang ada. Kan ndk mungkin kembali ke masalalu. Anak kita adalah anak masa depan. Ayah bunda penanggung jawab utama, bukan kakek neneknya.

EPILOG

Ayahbunda yang berhasil  mendidik anak-anaknya adalah yg percaya bahwa anaknya bisa mendidik cucu nya. Kalo mereka ndk percaya pada gaya mendidik  anaknya pd cucunya, artinya mereka tidak percaya pada hasil didikan mereka sendiri. Janganlah kekecewaan  karena salah mendidik ditimpakan pada cucunya.  Karena anak kita adalah anak masadepan  bukan anak masalalu.

Penanaman karakter sejak dini, Karakter adalah sifat-sifat  yg dibawa oleh asli manusia baik karena keturunan maupun hasil sikap terhadap temper tantrum dan perlakuan 10tahun pertama (golden age) kemudian menjadi karakter karena faktor kebiasaan di 10 tahun Kedua dan menguatkan karakter di 10 tahun ketiga dan 10 tahun keempat masa masa utk bener bener koreksi karakter utk memasuki nafsul muthmainnah agar setelah 40tahun siap menjadi watak,  soalnya watak atau karakter yg menguat karena faktor usia sulit berubah, walaupun bisa berubah juga kalo ada goncangan. Mengubah karakter artinya mengubah pola pikir dan kebiasaan.

Bagaimanapun anak adalah titipan dari Allah,  bukan milik kita,  tugas kita ikhtiar dan doa.

Maaf kalo ada salah kata.. Yuk MOVE ON

Jika ada kemauan pasti ada seribu jalan kalo tidak ada kemauan pasti ada seribu alasan,  sayangnya manusia adalah makhluk yang paling cerdas mengarang alasan  alasan.

abah lilik

abah lilik

Abah lilik
@motivatorku
Emailnya :
katakatajiwa@gmail.com
08112541400

Manusia Pembelajar yang Hanya Ingin Terus Bisa Meningkatkan Kualitas Diri

Tagged with: , , , , , , ,
Posted in Parenting

Leave a comment

HSMN Semarang
Hubungi kami di hsmn.semarang@gmail.com untuk mendapatkan informasi lebih lengkap tentang kegiatan kami.